Ilustration Source via: emotionaldetective.typepad.com |
Dick
sedang membaca koran pada suatu malam tatkala telpon berdering.Dia
menjawabnya, mendengarkan sekitar sepuluh menit sambil kadang-kadang
berguman, berkata, “Yeah—Oke. Sampai jumpa lagi .....” lalu menutup
telpon dan meneruskan membaca. “Siapa tadi?” tanya Laura, istrinya.
“George, teman sekolahku dulu,” jawabnya. “George? Kau kan tidak pernah
berjumpa lagi dengannya sejak SMA! Bagaimana kabarnya?” “Dia baik-baik
saja.” “Lalu ..... apa katanya tadi?” tanya Laura. “Tidak banyak .....
pekerjaannya baik-baik saja ..... dia sehat,” Dick menanggapi dengan
nada suara terganggu dari seorang pria yang sedang berusaha membaca
koran. “Apakah cuma itu yang dikatakannya setelah sepuluh tahun? Dia
baik-baik saja?” tanya istrinya.
Lalu Laura pun mulai
melakukan pemeriksaan silang terhadap suaminya seperti seorang detektif,
membuatnya mengulang-ulangi percakapan tadi berkali-kali hingga dia
mendapatkan rinciannya secara penuh. Dari sudut pandang Dick percakapan
tersebut sudah selesai dan tidak perlu lagi dibahas. Namun Laura ingin
tahu hingga serinci-rincinya. Sejauh ini, bagi Dick ceritanya sederhana
saja—George meninggalkan sekolah pada usia lima belas tahun dan bekerja
sebagai seorang pemandu pria untuk menafkahi ibunya yang ditinggal
suaminya dan mengalami gangguan jiwa setelah mendapati bahwa ternyata
suaminya berganti jenis kelamin dan lari bersama adik laki-laki istrinya
sendiri. Setelah sang ibu bunuh diri, George menjadi pecandu
obat-obatan untuk menghilangkan kepedihan itu dan kemudian mendapat
pekerjaan sebagai penelan pedang di kelompok Sirkus Moskow. Setelah
kehilangan kedua buah pelirnya dalam suatu kecelakaan yang fatal, dia
bergabung dengan Legiun Asing Prancis dan kemudian menjadi seorang
misionaris di Afghanistan namun ditangkap karena menyebarkan Kristen
lalu dibebaskan setelah bersedia menjadi budak bagi pihak Taliban. Dia
meloloskan diri pada suatu malam dengan mengambang secara takterdeteksi
di dalam tangki sebuah truk pembuangan air limbah dan sekarang kembali
lagi ke kota bersama istri barunya, mantan pelacur lesbian yang berubah
menjadi biarawati yang ingin agar dia pindah ke Afrika untuk mendirikan
koloni bagi para penderita kusta—yang diarencanakan sekarang setelah dia
dibebaskan dari penjara setelah tuduhan atas kasus pembunuhannya
dibatalkan. Kini dia dan tujuh orang anak Brazil yang diadopsinya
menjadi vegetarian dan pengikut sekte Saksi Jehovah dan dia berkata
bahwa dia belum pernah merasa hidup lebih baik dari keadaan yang
sekarang ini ..... dia baik-baik saja. Bagi Dick semua itu sederhana dan
gampang saja. Yang terpokok adalah bahwa George baik-baik saja—Dick
tidak melihat ada perlunya untuk mengulang-ulangi lagi seluruh cerita
itu. Tapi tidak, Laura terus merengek-rengek untuk diceritakan setiap
rinciannya kan .....
Percakapan ini menyoroti sebuah
perbedaan otak mendasar antara pria dan wanita. Bagi pria, rincian
tidaklah penting. Seorang wanita berpikir bahwa ketika seorang pria
tidak banyak bicara itu artinya dia pasti tidak mencintainya karena,
bagi si wanita, kata-kata digunakan sebagai alat untuk menjalin ikatan.
Seorang pria berpikir bahwa seorang wanita banyak bicara dan berusaha
menginterogasinya. Para Wanita Terpogram Untuk Mencari Rincian Sebagai
penjaga sarang ras manusia, seorang wanita akan memastikan bahwa dia
memiliki kalangan teman-teman dekat yang akan merawatnya bila para pria
tidak kembali dari berburu atau berperang. Kelompok teman-temannya
adalah bagaikan kebijakannya dalam berasuransi. Kemampuan bertahan
hidupnya tergantung pada kemampuannya dalam menjalin ikatan dengan orang
lain dalam kelompok itu dan ini artinya sama dengan mengetahui setiap
rincian tentang kondisi dari masing-masing anggota kelompok dan keluarga
mereka dan menaruh minat secara aktif terhadap mereka demi
keberlangsungan kelompok itu dalam bertahan hidup. Tatkala berlangsung
diskusi antara pria dan wanita setelah suatua cara sosial, sang wanita
akan tahu apa yang sedang dikerjakan oleh setiap anggota atau keluarga
dari kelompok sosialnya, impian-impian dan tujuan-tujuan jangka panjang
mereka tahun itu, keadaan kesehatan mereka dan kondisi hubungan-hubungan
yang mereka jalin.
Para wanita juga tahu ke mana
teman-teman mereka pergi berlibur dan bagaimana kabar anak-anak mereka
di sekolahnya. Para pria akan tahu “mainan anak laki-laki” baru apa lagi
yang telah dibeli oleh para pria lainnya, akan melihat-lihat dan
mengecek mobil balap warna merah baru temannya, membahas di mana
tempat-tempat mancing yang bagus, mencari cara bagaimana cara
mengalahkan terorisme dan bagaimana Inggris mengalahkan Jerman dalam
pertandingan bola ..... oh yeah ..... lelucon tentang laki-laki yang
kapalnya kandas bersama Paris Hilton.
Namun mereka hanya
tahu sedikit saja tentang kehidupan pribadi dari siapa pun dalam acara
itu—para wanitalah yang menceritakan kepada mereka tentang semua itu
dalam perjalanan pulang. Ini bukannya para wanita itu berusaha untuk sok
cari tahu ..... ya,memang demikianlah ..... kemampuan bertahan hidup
jangka panjang telah terpatri di dalam otak mereka sehingga mereka ingin
mengetahui bagaimana keadaan masing-masing orang dalam kelompok mereka
dan bagaimana mereka dapat membantu.
Solusi
Bila
Anda adalah seorang pria, pahamilah bahwa kebutuhan seorang wanita
untuk mengetahui secara rinci tentang informasi dan masalah-masalah
pribadi adalah demi kepentingan untuk menjaga keberlangsungan hidup
hubungan itu dan terpatri di dalam alam pikiran mereka. Maka tatkala
Anda berbicara dengan seorang wanita, berusahalah untuk memberikan
rincian yang lebih banyak daripada yang Anda berikan secara normal
sesuai pertimbangan. Bersikaplah lebih telaten, ajak dia untuk bicara
yang lama dan biarkan saja dia yang bicara. Dengan cara ini, Anda akan
mendapatkan banyak latihan. Ingatlah, Anda tidak harus berkonsentrasi
atau memberikan jawaban apa pun—tak diperlukan adanya usaha dari pihak
Anda.
Bila Anda adalah seorang wanita, pahamilah bahwa
terlalu banyak rincian membuat pria jadi gila dan sangat membosankan
bagi mereka. Dalam pertemuan-pertemuan bisnis, berbicaralah yang
ringkas, tepat, dan padat. Di rumah, beritahulah kepada seorang pria
jika Anda ingin bicara, beri dia bingkai waktu dan beritahu dia bahwa
dia tidak usah menawarkan solusi, cukup mendengarkan saja. Dan janganlah
terus-menerus bertanya, “Apakah kau mendengarkanku?” atau “Apa yang
kubilang terakhir tadi.
Best Regards
Lofe
Tolong di Share bila dirasakan bermanfaat
Best Regards
Lofe
Tolong di Share bila dirasakan bermanfaat
No comments:
Post a Comment