Ilustration source: geniusbeauty.com |
Guys...Kalau mau adil, kita harus menyadari bahwa Baik
pria dan wanita suka bicara dengan melebih-lebihkan. Perbedaannya
adalah bahwa pria melebih-lebihkan fakta dan data sementara wanita
melebih-lebihkan emosi dan perasaan. Seorang pria bisa saja
melebih-lebihkan betapa penting pekerjaannya, betapa besar
penghasilannya atau ikan yang ditangkapnya, kemampuan mobilnya atau
berapa banyak wanita cantik yang dikencaninya. Wanita akan
melebih-lebihkan bagaimana perasaan mereka dan orang-orang lainnya
tentang sebuah isu pribadi atau tentang suatu ucapan yang dikatakan oleh
seseorang. Otak wanita terfokus pada orang-orang dan mereka lebih jauh
berfantasi tentang kehidupan dan hubungan dibandingkan pria, dan dengan
cara melebih-lebihkan segala hal ini membuat percakapan itu menjadi
lebih menarik. Dengan melebih-lebihkan, percakapan seputar masalah
hubungan menjadi jauh lebih menarik dan hidup. Wanita berbicara dengan
melebih-lebihkan tentang kata-kata dan emosi adalah hal yang umum di
mana-mana dan dapat diterima sepenuhnya oleh para wanita lain tatkala
mereka berbincang-bincang diantara mereka sendiri dan bagian dari fitrah
sosial sebagai seorang wanita.
Hampir semua
wanita suka memimpikan seorang ksatria tampan yang menunggang seekor
kuda putih untuk membawa mereka pergi jauh, walaupun biasanya mereka
berakhir dengan seorang teknisi komputer berambut merah dan wajah penuh
bintik-bintik yang sedang memegang gelas bir, yang mereka jumpai di
sebuah bar pada malam minggu. Suatu kajian sosiologis telah membuktikan
bahwa fantasi paripurna seorang wanita adalah memiliki dua orang pria
sekaligus. Dalam fantasi ini, salah seorang pria sedang memasak, dan
yang lainnya melakukan tugas bersih-bersih.
Berikut ini adalah contoh-contoh umum pembicaraan wanita yang dilebih-lebihkan:
“Aku kan sudah bilang jutaan kali agar handuk basahmu itu dipindah.”
“Kau selalu saja mengharap aku yang mengerjakan semua pekerjaan rumah dan sekaligus mengurusi anak-anak.”
“Waktu kulihat dia memakai gaun itu, kupikir aku akan mati!”
“Aku takkan pernah ngomong lagi denganmu!”
Bagi
seorang pria, perkataan wanita yang melebih-lebihkan itu dapat membuat
frustrasi karena otak pria berpegang pada fakta-fakta dan data untuk
memahami sesuatu dan dia menguraikan kata-kata secara harfiah. Misalnya,
jika dia tidak sepakat dengan si wanita di depan teman-teman,mungkin
saja si wanita berkata, “Kau selalu saja mengkritikku dan tak pernah
membiarkan aku mengemukakan pendapatku sendiri! Kau setiap kali selalu
begitu kepadaku!” Si pria cenderung untuk menangkapnya secara harfiah
dan membantah bahwa dia tidak melakukan hal itu setiap kali dan membela
dirinya dengan mengemukakan contoh-contoh. “Itu tidak benar!” protesnya.
“Aku tidak melakukannya tadi malam dan aku tidak melakukannya selama
berbulan-bulan!”. Si wanita menolak jawaban si pria dan mengingatkan
waktu-waktu, tempat-tempat, dan tanggal-tanggal di mana si pria
melakukan serangan yang sama. Si pria akan menyingkir dengan perasaan
sakit dan kesal. Namun apakah dia memang benar melakukan serangan itu
adalah tidak relevan. Yang diinginkan oleh si wanita adalah agar si pria
memperlihatkan, di depan teman-teman mereka, bahwa dia
memperhatikannya. Si wanita melebih-lebihkan emosinya dan si pria
membantah sesuatu yang dipikirnya adalah fakta-fakta dan data. Aku
merasa seperti sejuta—namun satu sekaligus (MAE WEST, ON MEN).
Walaupun
memiliki kapasitas dalam hal berbicara, ketika tiba waktunya untuk
berkomunikasi para wanita juga mengandalkan bahasa tubuh untuk mengirim
dan menerima informasi. Bahasa tubuh mengungkapkan kondisi emosional
seorang wanita dan menyampaikan informasi sekitar 60%–80% dampak dari
hampir semua percakapan wanita. Dari sudut pandang pria, wanita
tampaknya sedang melambai-lambaikan tangannya dan menggunakan ekspresi
wajah dan gerak tubuh yang rentangnya luas tatkala sedang bicara,
termasuk ketika bicara ditelpon. Dari nada suaranya juga terkirim pesan
dari apa yang dimaksudkannya dan wanita berkomunikasi dalam rentang 5
variasi nada suara—pria hanya dapat mengenali 3 saja. Kata-kata yang
diucapkan hanya memberikan keterangan sekitar 7%–10% dampak dari pesan
yang disampaikannya. Konsekuensinya, kata-kata bukanlah sesuatu yang
kritis dalam percakapan mereka karena sebagian besar dari pesan mereka
adalah nonverbal. Bagi wanita sama sekali tidak masalah menggunakan
kata-kata yang bahkan tidak sepadan dengan percakapan. Bagi wanita,
emosi dan perasaan adalah yang sangat penting dan bahasa tubuh dan nada
suara adalah saluran-saluran utama bagi komunikasi ini.
Bagaimana
Wanita Dapat Menyesatkan Dirinya Sendiri Waktu seorang wanita
mengulang-ulang sebuah skenario atas dirinya sendiri di dalam kepalanya,
bisa jadi tampaknya apa yang diceritakannya itu adalah nyata. Surat
dari Jessica ini memperlihatkan bagaimana hal itu terjadi:
"Aku
dan Luke memutuskan untuk berjumpa di restoran favorit kami untuk makan
malam pada malam Minggu sekitar pukul 6 sore. Luke pergi nonton
pertandingan bersama teman-temannya hari itu,dan aku menikmati saat-saat
yang sangat menyenangkan bersama teman-teman wanita yang sudah lama
tidak kujumpai semenjak aku dan Lukejadian. Kami menghabiskan waktu
sepanjang hari berbelanja, makan siang dan minum kopi, dan membicarakan
segala hal sampai yang sekecil-kecilnya. Waktu pun segera berlalu dengan
cepat dan aku pun sedikit agak terlambat tiba di restoran. Aku tahu itu
akan menjadi acara makan malam yang romantis; aku merasa senang sekali
dan benar-benar ingin sekali berjumpa Luke.
Tatkala
aku datang, dia sudah duduk di sana, memandang ke luar jendela. Aku
minta maaf karena terlambat dan menceritakan kepadanya betapa
menyenangkannya hari itu bagiku beserta teman-teman wanitaku dan
memperlihatkan kepadanya apa yang kubeli tadi. Aku memberinya hadiah
khusus—satu set penjepit manset emas indah yang sesuai dengan setelan
pakaian makan malamnya. Dia bergumam, “Terima kasih,” memasukkan itu ke
dalam sakunya dan hanya duduk di sana dan tidak berkata apa pun. Dia
dalam suasana hati yang aneh, kupikir dia sedang menghukumku karena
terlambat dengan tidak bicara kepadaku atau mengomeliku. Percakapan pada
saat makan malam itu sungguh terasa berat, dan tidak menarik. Rasanya
dia seperti berada ribuan kilometer jauhnya. Kami memutuskan untuk minum
kopi di rumah.
Perjalanan naik mobil ke
rumah dalam suasana kebisuan dan aku tahu bahwa kami memiliki sebuah
masalah yang serius. Aku duduk di sana sambil memeras otakku, berusaha
mencari-cari apakah gerangan, namun kuputuskan untuk menunggu hingga
kami sampai di rumah untuk membukanya. Aku punya berbagai syak wasangka
namun tak ingin berkata apa pun. Tatkala kami tiba di rumah, Luke
langsung masuk ke ruang tengah,menyalakan TV dan menatap kosong ke
arahnya. Kedua matanya seakan-akan seperti berkata bahwa di antara kami
sudah putus. Aku mulai menyadari bahwa sesuatu yang kupikirkan selama
beberapa waktu ini benar—dia pasti punya wanita lain, dia sedang
memikirkannya dan tidak ingin memberitahuku atau menyakitiku. Juga
menjadi jelas siapakah dia—Monica, perempuan sundal yang pakai rok mini
di kantornya itu! Aku telah melihat bagaimana caranya
melenggang-lenggokkan pinggulnya setiap kali berjalan lewat di depan
Luke dan pasti dipikirnya aku ini orang dungu yang tidak memperhatikan
dirinya tatkala memandang ke gadis itu dan memberikan seulas senyum
tipis yang bodoh itu kepadanya. Pasti mereka pikir aku ini buta!
Aku
pun duduk di sofa bersama Luke selama sekitar lima belas menit hingga
aku tak dapat lagi menahannya. Aku pergi ketempat tidur. Sepuluh menit
kemudian Luke juga menyusul ke tempat tidur dan memberiku kejutan dengan
memelukku dari belakang. Dia tidak menolak sambutanku dan kami pun
bercinta. Namun setelah itu dia berguling begitu saja dan tidur. Aku
begitu kecewa berat dan tertekan sehingga aku terjaga selama berjam-jam
dan akhirnya menangisi diriku sendiri hingga tertidur. Aku merasa
sepertinya ini sedang berakhir. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa
besok aku akan menyelesaikan situasi ini dan memintanya untuk mengatakan
yang sebenarnya. Siapakah wanita lain itu? Apakah dia mencintainya
ataukah hanya sekadar untuk iseng saja? Mengapa sih pria tak bisa
dipercaya? Yang kutahu adalah bahwa aku tak dapat lagi hidup seperti ini
.....
Tapi sesungguhnya apa
yang sedang dipikirkan oleh Luke pada malam itu?: The Yankees kalah.
Tapi paling tidak aku sudah menikmati hubungan seks yang hebat .....
Solusi
Bila
Anda seorang pria, pahamilah bahwa seorang wanita merasa perlu untuk
melebih-lebihkan percakapan emosional dan janganlah menangkapnya secara
harfiah. Jangan pernah menyebutnya “ratu drama”atau mengoreksinya di
depan orang lain. Anda cukup mundur satu langkah dan berusaha untuk
mendengarkan perasaan-perasaannya yang sesungguhnya tanpa memberitahu
apa yang seharusnya dia pikir atau katakan. Akan tetapi, seorang wanita
juga harus menyadari bahwa pria menangkap segala hal secara harfiah dan
hendaknya si wanita tetap berpegang pada fakta dan membatasi perkataan
yang berlebih-lebihan—terutama dalam urusan bisnis, di mana hal itu
dapat menimbulkan kebingungan dan buang-buang waktu serta tenaga.
Best Regards
Lofe
Like/Share bila dirasakan bermanfaat
No comments:
Post a Comment