Sunday 8 March 2015

Mengapa Wanita Suka Melebih-Lebihkan Dalam Gaya Bicaranya? (Seri Memahami Bahasa Wanita Part III)


mengapa wanita suka melebih-lebihkan
Ilustration source: geniusbeauty.com


Guys...Kalau mau adil, kita harus menyadari bahwa Baik pria dan wanita suka bicara dengan melebih-lebihkan. Perbedaannya adalah bahwa pria melebih-lebihkan fakta dan data sementara wanita melebih-lebihkan emosi dan perasaan. Seorang pria bisa saja melebih-lebihkan betapa penting pekerjaannya, betapa besar penghasilannya atau ikan yang ditangkapnya, kemampuan mobilnya atau berapa banyak wanita cantik yang dikencaninya. Wanita akan melebih-lebihkan bagaimana perasaan mereka dan orang-orang lainnya tentang sebuah isu pribadi atau tentang suatu ucapan yang dikatakan oleh seseorang. Otak wanita terfokus pada orang-orang dan mereka lebih jauh berfantasi tentang kehidupan dan hubungan dibandingkan pria, dan dengan cara melebih-lebihkan segala hal ini membuat percakapan itu menjadi lebih menarik. Dengan melebih-lebihkan, percakapan seputar masalah hubungan menjadi jauh lebih menarik dan hidup. Wanita berbicara dengan melebih-lebihkan tentang kata-kata dan emosi adalah hal yang umum di mana-mana dan dapat diterima sepenuhnya oleh para wanita lain tatkala mereka berbincang-bincang diantara mereka sendiri dan bagian dari fitrah sosial sebagai seorang wanita.

Hampir semua wanita suka memimpikan seorang ksatria tampan yang menunggang seekor kuda putih untuk membawa mereka pergi jauh, walaupun biasanya mereka berakhir dengan seorang teknisi komputer berambut merah dan wajah penuh bintik-bintik yang sedang memegang gelas bir, yang mereka jumpai di sebuah bar pada malam minggu. Suatu kajian sosiologis telah membuktikan bahwa fantasi paripurna seorang wanita adalah memiliki dua orang pria sekaligus. Dalam fantasi ini, salah seorang pria sedang memasak, dan yang lainnya melakukan tugas bersih-bersih.

Berikut ini adalah contoh-contoh umum pembicaraan wanita yang dilebih-lebihkan:
“Aku kan sudah bilang jutaan kali agar handuk basahmu itu dipindah.”

“Kau selalu saja mengharap aku yang mengerjakan semua pekerjaan rumah dan sekaligus mengurusi anak-anak.”

“Waktu kulihat dia memakai gaun itu, kupikir aku akan mati!”

“Aku takkan pernah ngomong lagi denganmu!”

Bagi seorang pria, perkataan wanita yang melebih-lebihkan itu dapat membuat frustrasi karena otak pria berpegang pada fakta-fakta dan data untuk memahami sesuatu dan dia menguraikan kata-kata secara harfiah. Misalnya, jika dia tidak sepakat dengan si wanita di depan teman-teman,mungkin saja si wanita berkata, “Kau selalu saja mengkritikku dan tak pernah membiarkan aku mengemukakan pendapatku sendiri! Kau setiap kali selalu begitu kepadaku!” Si pria cenderung untuk menangkapnya secara harfiah dan membantah bahwa dia tidak melakukan hal itu setiap kali dan membela dirinya dengan mengemukakan contoh-contoh. “Itu tidak benar!” protesnya. “Aku tidak melakukannya tadi malam dan aku tidak melakukannya selama berbulan-bulan!”. Si wanita menolak jawaban si pria dan mengingatkan waktu-waktu, tempat-tempat, dan tanggal-tanggal di mana si pria melakukan serangan yang sama. Si pria akan menyingkir dengan perasaan sakit dan kesal. Namun apakah dia memang benar melakukan serangan itu adalah tidak relevan. Yang diinginkan oleh si wanita adalah agar si pria memperlihatkan, di depan teman-teman mereka, bahwa dia memperhatikannya. Si wanita melebih-lebihkan emosinya dan si pria membantah sesuatu yang dipikirnya adalah fakta-fakta dan data. Aku merasa seperti sejuta—namun satu sekaligus (MAE WEST, ON MEN).

Walaupun memiliki kapasitas dalam hal berbicara, ketika tiba waktunya untuk berkomunikasi para wanita juga mengandalkan bahasa tubuh untuk mengirim dan menerima informasi. Bahasa tubuh mengungkapkan kondisi emosional seorang wanita dan menyampaikan informasi sekitar 60%–80% dampak dari hampir semua percakapan wanita. Dari sudut pandang pria, wanita tampaknya sedang melambai-lambaikan tangannya dan menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuh yang rentangnya luas tatkala sedang bicara, termasuk ketika bicara ditelpon. Dari nada suaranya juga terkirim pesan dari apa yang dimaksudkannya dan wanita berkomunikasi dalam rentang 5 variasi nada suara—pria hanya dapat mengenali 3 saja. Kata-kata yang diucapkan hanya memberikan keterangan sekitar 7%–10% dampak dari pesan yang disampaikannya. Konsekuensinya, kata-kata bukanlah sesuatu yang kritis dalam percakapan mereka karena sebagian besar dari pesan mereka adalah nonverbal. Bagi wanita sama sekali tidak masalah menggunakan kata-kata yang bahkan tidak sepadan dengan percakapan. Bagi wanita, emosi dan perasaan adalah yang sangat penting dan bahasa tubuh dan nada suara adalah saluran-saluran utama bagi komunikasi ini.

Bagaimana Wanita Dapat Menyesatkan Dirinya Sendiri Waktu seorang wanita mengulang-ulang sebuah skenario atas dirinya sendiri di dalam kepalanya, bisa jadi tampaknya apa yang diceritakannya itu adalah nyata. Surat dari Jessica ini memperlihatkan bagaimana hal itu terjadi:

"Aku dan Luke memutuskan untuk berjumpa di restoran favorit kami untuk makan malam pada malam Minggu sekitar pukul 6 sore. Luke pergi nonton pertandingan bersama teman-temannya hari itu,dan aku menikmati saat-saat yang sangat menyenangkan bersama teman-teman wanita yang sudah lama tidak kujumpai semenjak aku dan Lukejadian. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari berbelanja, makan siang dan minum kopi, dan membicarakan segala hal sampai yang sekecil-kecilnya. Waktu pun segera berlalu dengan cepat dan aku pun sedikit agak terlambat tiba di restoran. Aku tahu itu akan menjadi acara makan malam yang romantis; aku merasa senang sekali dan benar-benar ingin sekali berjumpa Luke.

Tatkala aku datang, dia sudah duduk di sana, memandang ke luar jendela. Aku minta maaf karena terlambat dan menceritakan kepadanya betapa menyenangkannya hari itu bagiku beserta teman-teman wanitaku dan memperlihatkan kepadanya apa yang kubeli tadi. Aku memberinya hadiah khusus—satu set penjepit manset emas indah yang sesuai dengan setelan pakaian makan malamnya. Dia bergumam, “Terima kasih,” memasukkan itu ke dalam sakunya dan hanya duduk di sana dan tidak berkata apa pun. Dia dalam suasana hati yang aneh, kupikir dia sedang menghukumku karena terlambat dengan tidak bicara kepadaku atau mengomeliku. Percakapan pada saat makan malam itu sungguh terasa berat, dan tidak menarik. Rasanya dia seperti berada ribuan kilometer jauhnya. Kami memutuskan untuk minum kopi di rumah.

Perjalanan naik mobil ke rumah dalam suasana kebisuan dan aku tahu bahwa kami memiliki sebuah masalah yang serius. Aku duduk di sana sambil memeras otakku, berusaha mencari-cari apakah gerangan, namun kuputuskan untuk menunggu hingga kami sampai di rumah untuk membukanya. Aku punya berbagai syak wasangka namun tak ingin berkata apa pun. Tatkala kami tiba di rumah, Luke langsung masuk ke ruang tengah,menyalakan TV dan menatap kosong ke arahnya. Kedua matanya seakan-akan seperti berkata bahwa di antara kami sudah putus. Aku mulai menyadari bahwa sesuatu yang kupikirkan selama beberapa waktu ini benar—dia pasti punya wanita lain, dia sedang memikirkannya dan tidak ingin memberitahuku atau menyakitiku. Juga menjadi jelas siapakah dia—Monica, perempuan sundal yang pakai rok mini di kantornya itu! Aku telah melihat bagaimana caranya melenggang-lenggokkan pinggulnya setiap kali berjalan lewat di depan Luke dan pasti dipikirnya aku ini orang dungu yang tidak memperhatikan dirinya tatkala memandang ke gadis itu dan memberikan seulas senyum tipis yang bodoh itu kepadanya. Pasti mereka pikir aku ini buta!

Aku pun duduk di sofa bersama Luke selama sekitar lima belas menit hingga aku tak dapat lagi menahannya. Aku pergi ketempat tidur. Sepuluh menit kemudian Luke juga menyusul ke tempat tidur dan memberiku kejutan dengan memelukku dari belakang. Dia tidak menolak sambutanku dan kami pun bercinta. Namun setelah itu dia berguling begitu saja dan tidur. Aku begitu kecewa berat dan tertekan sehingga aku terjaga selama berjam-jam dan akhirnya menangisi diriku sendiri hingga tertidur. Aku merasa sepertinya ini sedang berakhir. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa besok aku akan menyelesaikan situasi ini dan memintanya untuk mengatakan yang sebenarnya. Siapakah wanita lain itu? Apakah dia mencintainya ataukah hanya sekadar untuk iseng saja? Mengapa sih pria tak bisa dipercaya? Yang kutahu adalah bahwa aku tak dapat lagi hidup seperti ini .....

Tapi sesungguhnya apa yang sedang dipikirkan oleh Luke pada malam itu?: The Yankees kalah. Tapi paling tidak aku sudah menikmati hubungan seks yang hebat .....

Solusi 
Bila Anda seorang pria, pahamilah bahwa seorang wanita merasa perlu untuk melebih-lebihkan percakapan emosional dan janganlah menangkapnya secara harfiah. Jangan pernah menyebutnya “ratu drama”atau mengoreksinya di depan orang lain. Anda cukup mundur satu langkah dan berusaha untuk mendengarkan perasaan-perasaannya yang sesungguhnya tanpa memberitahu apa yang seharusnya dia pikir atau katakan. Akan tetapi, seorang wanita juga harus menyadari bahwa pria menangkap segala hal secara harfiah dan hendaknya si wanita tetap berpegang pada fakta dan membatasi perkataan yang berlebih-lebihan—terutama dalam urusan bisnis, di mana hal itu dapat menimbulkan kebingungan dan buang-buang waktu serta tenaga.  




Best Regards
Lofe


Like/Share bila dirasakan bermanfaat

No comments:

Post a Comment